todosemjogo.org – Peringatan HUT RI ke-80 di Kota Bekasi dibuka dengan isyarat sederhana namun sarat makna, tabur bunga di Sasak Kapuk, Kaliabang Tengah, Bekasi Utara, Minggu (17/8/2025). Wali Kota Bekasi Tri Adhianto memimpin prosesi bersama jajaran TNI, Polri, dan DPRD Kota Bekasi.
Read More : Bapenda Bekasi Optimistis Kejar 90% PAD di Pengujung 2025, Ini Peta Jalannya
Di tempat yang pernah menjadi nadi perlawanan rakyat, ritual ini bukan sekadar seremoni, ia adalah cara kota menyapa ingatan, menata hormat kepada mereka yang pernah mempertaruhkan nyawa demi kemerdekaan.
Jejak Tragedi, Luka yang Membentuk Identitas
Sasak Kapuk mencatat tragedi 29 November 1945, ketika Laskar Rakyat di bawah komando KH Noer Ali dan TKR pimpinan M. Hasibuan menghadang pasukan Sekutu yang masuk dari arah Jakarta. Tekanan yang semakin kuat membuat Sekutu menurunkan peralatan tempur lebih canggih pada 13 Desember 1945. Bekasi porak poranda. Api melahap rumah dan ladang. Namun sejarah juga mencatat keberanian yang tak pernah padam, bahkan di tengah reruntuhan.
Delapan puluh tahun berlalu, tahun 2025 menjadi momen istimewa. Sasak Kapuk kembali dibuka untuk napak tilas perjuangan rakyat Bekasi. Akses yang kini terbuka bukan sekadar jalan menuju lokasi, melainkan lorong menuju memori kolektif, agar generasi masa kini tak sekadar menghafal tanggal, tetapi memahami harga sebuah kemerdekaan.
Baca juga: Pemadaman Listrik Massal Bekasi Warga Heboh Cari Alternatif
Pesan Wali Kota: Warisan Bukan Hanya Nama Jalan
“Di momentum HUT RI ke-80 ini, kita menghormati jasa para pahlawan yang telah mempertahankan kemerdekaan. Bekasi punya sejarah panjang, dan itu harus kita wariskan kepada generasi muda,” ujar Wali Kota Bekasi Tri Adhianto. Warisan, kata Tri, bukan hanya relief, monumen, atau nama jalan, melainkan pemahaman yang menumbuhkan karakter, disiplin, serta kepedulian terhadap kota sendiri.
Pemerintah Kota Bekasi menegaskan rencana pembangunan monumen peringatan di Sasak Kapuk. Monumen tersebut akan menjadi pengingat publik, bahwa tragedi tidak untuk diratapi, melainkan dipelajari. Ia akan berdiri sebagai simbol penghormatan dan ruang edukasi, tempat masyarakat belajar tentang makna pengorbanan, strategi perlawanan, dan daya tahan warga Bekasi.
Dari Bunga ke Bendera, Dari Ingatan ke Tindakan
Tabur bunga di Sasak Kapuk mengikat dua hal, rasa hormat dan tanggung jawab.
Di HUT RI ke-80 ini, Bekasi tidak hanya menundukkan kepala, tetapi juga menegakkan janji.
Ketika monumen nanti berdiri, semoga generasi muda membaca lebih dari sekadar prasasti, tetapi untuk membaca diri, sejarah, dan masa depan. Sebab kemerdekaan bukan perayaan tahunan, ia adalah kerja harian, dari lorong-lorong kota hingga ruang batin warganya.






