Todosemjogo.org – Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Bekasi mengingatkan publik soal maraknya penipuan yang mengatasnamakan layanan Identitas Kependudukan Digital (IKD). Gelombang aktivasi IKD yang sedang dikejar nasional dimanfaatkan oknum untuk mengais data pribadi warga.
Read More : Perumda Tirta Patriot Gelar Pelatihan Tekan Kebocoran: Saatnya Bekasi Menghemat Setiap Tetes
Modus yang Berulang
Polanya seragam: pelaku menghubungi korban lewat WhatsApp/telepon, mengaku petugas Disdukcapil, lalu menawarkan “bantuan aktivasi IKD”. Ujungnya, korban diminta membagikan data sensitif, OTP, hingga mengklik tautan berbahaya. Begitu celah terbuka, data pribadi berpindah tangan.
Seorang warga RW 02 Kelurahan Jatikramat menerima panggilan dengan skenario serupa. Beruntung, ia curiga lebih dulu dan menghentikan komunikasi. Insiden ini menguatkan sinyal: penipu tak menunggu, mereka menjemput data Anda.
Respons Disdukcapil Kota Bekasi
Kepala Disdukcapil Kota Bekasi, Taufik R. Hidayat, menegaskan pihaknya tidak pernah menghubungi warga secara pribadi untuk menawarkan layanan administrasi kependudukan. “Sejak Mei 2025 kami sudah melakukan sosialisasi lewat media sosial dan situs resmi agar warga waspada,” ujarnya, Kamis (7/8/2025). Ia menambahkan, para pelaku memanfaatkan momen percepatan aktivasi IKD yang ditargetkan Ditjen Dukcapil Kemendagri.
Pelayanan administrasi kependudukan bersifat proaktif dari warga—bukan sebaliknya. Bila ada pihak yang mengaku petugas dan meminta data/OTP atau mengarahkan klik tautan, akhiri panggilan dan laporkan.
Cara Aman Aktivasi IKD
- Datang langsung ke gerai/booth resmi Disdukcapil atau kantor kecamatan/kelurahan saat layanan jemput bola.
- Cek kanal resmi (website & media sosial Disdukcapil Kota Bekasi) untuk jadwal dan tata cara.
- Jangan bagikan OTP, PIN, scan e-KTP, KK, atau foto selfie berhadiah apa pun kepada nomor tidak dikenal.
- Verifikasi nomor petugas; gunakan nomor kontak yang tercantum di kanal resmi.
- Laporkan percobaan penipuan ke Disdukcapil dan aparat setempat agar pola bisa diputus.
Gelombang digitalisasi identitas menuntut kecepatan; penipu menuntut kelengahan. Warga Bekasi diminta melangkah dengan nalar: kroscek, verifikasi, lalu putuskan. IKD dibuat untuk memudahkan, bukan mempersulit. Lindungi data Anda, karena sekali bocor, konsekuensinya panjang—lebih dari sekadar panggilan tak dikenal. Disdukcapil sudah bersuara; kini giliran kita menjaga.







